Kampar Terus Mantapkan Persiapan Pengiriman Tenaga Pekerja Musiman ke Korsel, JMP Intens Lakukan Pendampingan

Kadis Perindustrian dan Naker Kabupaten Kampar, Sasminedi, SKM, M.Si, saat diskusi dengan pengurus DPD-I JMP Provinsi Riau di Bangkinang.
KAMPAR, RIAURILIS.COM - Usai melakukan pertemuan dengan perwakilan delegasi Kota Tongyeong (Korsel), beberapa waktu lalu, Pemkab Kampar terus melakukan berbagai persiapan agar warganya segera bisa dikirim dalam program tenaga pekerja musiman ke Korsel.
 
Ormas Jangkar Merah Putih (JMP), selaku fasilisator, juga secara intens terus melakukan pendampingan, agar berbagai persiapan yang dibutuhkan, bisa segera terpenuhi sesuai ketentuan berlaku.
 
Masih dalam rangka persiapan tersebut, Kadis Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Kampar, Sasminedi, SKM, M.Si, kembali melakukan pertemuan dengan pengurus DPD-I JMP Provinsi Riau, di Bangkinang, Jumat (31/05/2024).
 
Setelah mendengar pemaparan dan pengarahan dari pengurus JMP, Kadis Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Kampar, Sasminedi, SKM, M.Si langsung dijadwalkan akan berangkat ke Kota Semarang dan Pemkab Semarang di Provinsi Jawa Tengah (Jateng).
 
Keberangkatan Sasminedi ke dua daerah tersebut, untuk mempelajari skema keberangkatan dalam program Tenaga Pekerja Musiman yang dimaksud.
 
Sebab Kota Semarang dan Pemkab Semarang, progres persiapannya sudah tahap finalisasi dan segera mengirim tenaga kerjanya ke Korsel.
 
Bahkan dari Kota Semarang dan Pemkab Semarang, Sasminedi juga akan melanjutkan perjalanan ke Lampung, karena di daerah ini ada kegiatan investasi, yang investornya berasal dari Korsel dan sudah berjalan.
 
"Karena sudah ada daerah yang lebih dulu progresnya, kita perlu bertanya kepada mereka, seperti apa skema yang mereka siapkan. Dari sana, akan kita pelajari, supaya kerja kita lebih mudah," ujar Sasminedi saat pertemuan dengan pengurus DPD-I JMP Provinsi Riau di Bangkinang.
 
Diakui Sasminedi, pihaknya sangat antusias menangkap peluang kerjasama antara Pemkab Kampar dengan salah satu pemda yang ada di Korsel tersebut.
 
"Saat ini tingkat pengangguran di Kampar ada sekitar 3,38 persen dari jumlah penduduk. Kalau di orangkan, sekitar 13 ribuan orang. Untuk itu lewat program ini kita berharap bisa membuka peluang baru untuk mengurangi angka pengangguran itu," katanya.
 
Sasminedi juga mengatakan, lewat kegiatan ini diharapkan bisa terjadi alih teknologi. Sehingga tenaga kerja yang awalnya non skill, bisa menjadi punya skill. 
 
"Ini yang kita harapkan," tambahnya.
 
Disamping itu, sambung Sasminedi, akan banyak peluang kerjasama yang lebih luas bisa dirintis dan dikembangkan antara Korsel dan Kampar.
 
Termasuk adanya wacana pembangunan pabrik pupuk NPK, yang investornya berasal dari Korsel.
 
Untuk mempersiapkan peluang tersebut, pihaknya sudah menyediakan Kawasan Peruntukan Industri, yang terdapat di Tambang, Tapung dan Siak Hulu.
 
"Kita dari pemda sangat wellcome dengan peluang kerjasama seperti ini. Untuk itu, kalau ada investor yang mau masuk, kita akan permudah perizinan dan fasilitas pendukung lainnya. Sementara bagi kami yang diharapkan adalah pendapatan pajak, penyerapan tenaga kerja dan efek domino lainnya untuk masyarakat sekitar," tambahnya.
 
Sebagaimana diketahui, Program Pekerja Musiman sektor pertanian dan perikanan ke Korsel ini, sudah berlangsung sejak tahun 2016 dari negara-negara pengirim. 
 
Sejak dibukanya program ini hingga 2019, Korea Selatan telah menerima sebanyak 7.625 pekerja musiman dari 11 negara, dan jumlahnya melonjak menjadi 19.718 pada tahun 2022. 
 
Kementerian Kehakiman (Minister of Justice) Korea Selatan, sebagai leading sector program ini, mengalokasikan 26.788 orang pada semester pertama tahun 2023. Jumlah ini 2,2 kali lebih banyak dibandingkan tahun 2022 yang berjumlah 12.330 orang.
 
Beberapa negara yang sudah bergabung pekerja musiman di antaranya adalah Indonesia, Filipina, Vietnam, China, Kamboja, Mongolia, Nepal, Kyrgyzstan, Laos, dan Rusia. 
 
Pekerja yang dikirim juga tidak diperlukan skill khusus atau level pendidikan tertentu. Sebab pekerja musiman adalah non skill, yang penghasilan pokoknya minimal Rp 23 jutaan. (rr1)