Ketum DPP Ormas JMP Apresiasi SIEXPO 2024, Herminus: Bagus dan Harus Berkelanjutan

SIEXPO 2024 saat dibuka beberapa waktu lalu.
PEKANBARU, RIAURILIS.COM - Pelaksanaan Sawit Indonesia Expo and Conference (SIEXPO) ke-2 sudah berakhir 10 Agustus lalu, yang berlangsung di Pekanbaru Convention and Exhibition (Ska-Coex).
SIEXPO 2024 kali ini mengambil tema “Kemitraan, Konsistensi dan Strategi Penguatan Produktivitas Industri Sawit Indonesia” sebagai bagian dari kontribusi gagasan serta pemikiran untuk menjaga keberlanjutan Indonesia sebagai produsen utama CPO dunia.
Kegiatan ini juga dihadiri sejumlah elemen persawitan, mulai dari unsur petani, koperasi, umkm, organisasi sawit, kalangan pengusaha sektor persawitan, mahasiswa dan lain-lain.
Termasuk juga diikuti Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Jangkar Merah Putih (JMP) dan Paguyuban Petani Sawit Bumi Bertuah (PPSBB) yang berkantor pusat di Pekanbaru.
Ketua Umum DPP JMP, Hubertus Herminus mengapreasi gelaran pameran tersebut, karena mendapat antusiasme tinggi dari berbagai elemen masyarakat sektor persawitan.
"Secara umum kita menilai pelaksanaan pameran kemarin itu bagus. Sebab banyak memberi manfaat untuk kalangan petani sawit," ujar Herminus yang diminta tanggapannya, Selasa (13/8/2024).
Ormas JMP yang dipimpinnya, saat ini memang makin intens turun ke masyarakat, termasuk masyarakat petani sawit, guna memberikan berbagai edukasi, sosialisasi dan pendampingam banyal hal seputar sosial kemasyarakatan.
Untuk itu, secara subtansi kegiatan SIEXPO 2024 kemarin, dinilai sejalan dengan kegiatannya yang sudah dilakukan selama ini, membantu petani sawit di level terbawah, yang butuh perhatian.
"Saya memang tidak hadir secara langsung di tempat acara, tapi pengurus JMP lainnya ada yang saya utus sebagai peserta. Sehingga saya tau subtansi acara. Sehingga menurut saya kegiatan ini bagus dan harus terus berkelanjutan," katanya.
Dikatakannya, Riau sebagai daerah yang memiliki kebun sawit yang cukup luas, memang sudah sepantasnya berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat sekitar, terutama masyarakat petani sawit.
"Kita masih ada mendangar pupuk yang sulit dan mahal di tengah masyarakat. Kita juga masih mendengar adanya harga TBS yang murah di tingkat petani. Ini harus menjadi perhatian semua stakeholder, agar tak ada lagi keluhan-keluhan tersebut," katanya.
Untuk itu, sambungnya, semua pemangku kepentingan di sektor persawitan, harus bersinergi dan saling menguatkan, agar tak ada lagi pihak-pihak yang tidak mendapatkan keadilan.
"Kita di bawah sudah mendengar berbagai keluhan tersebut, terutama di tingkat petani swadaya. Ini harus menjadi atensi para stakeholder," sarannya memberi masukan. (rr1)
Tulis Komentar